Kekurangan yang ada di masyarakat adalah ketidak tahuan tentang jenis gas yang sering digunakan sebagai bahan pokok. Mereka berfikiran bahwa, yang penting kita tidak menyalahi aturan dan menggunakan barang tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Memang hal itu tidaklah salah karena dari pemerintah sendiri juga tidak adanya sosialisasi pada masyarakat tentang informasi jenis gas yang sering dipakai. Menyadari hal tersebut, kini pemerintah mulai gencar sosialasi tentang pentingnya menggunakan gas bumi karena selain lebih efisien dalam digunakan juga lebih hemat dalam biaya operasional nya. Selain itu penggunaan gas bumi juga lebih aman dan ramah lingkungan. Disisi lain alasan penting yang membuat masyarakat harus beralih ke produksi gas bumi adalah karena pada tahun 2014 produksi minyak bumi Indonesia turun sebanyak 1,6 juta bpd jadi sekitar 789 ribu bpd pertahun sampai pada tahun-tahun berikutnya. Sejak tahun 1995 Indonesia telah mengalami penurunan dalam produksi minyak bumi. Kesalahannya karena Indonesia lebih banyak memproduksinya daripada menemukan cadangan minyak. Selain itu industri minyak juga sudah tua hampir lebih dari 100 tahun dalam berkiprah di perindustrian minyak bumi, itulah yang membuat laju penemuan cadangan produksi hanya sekitar 55%.
Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1945, produksi minyak bumi di Indonesia tidak konsisten karena hanya mengalami dua kali puncak produksi, yaitu masing-masing pada tahun 1977 dan tahun 1995. Dimana pada tahun 1977 Indonesia mempunyai pasokan produksi minyak bumi yang cukup banyak yaitu sebesar 1,68 juta barrel per day (bpd) dan pada tahun 1995 sebesar 1,62 juta bpd. Selepas tahun 1995, produksi minyak bumi Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis dengan rata-rata natural decline rate sekitar 12%. Namun untungnya pada tahun 2004, angka penurunan ini dapat ditahan dengan natural decline rate sekitar 3% per tahun sampai pada tahun-tahun berikutnya. Akan tetapi, seperti dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa pada tahun 2014 Indonesia mengalami penurunan yang drastis jika dibandingkan dengan tahun 1995 dimana produksi minyak bumi pada saat itu sangat besar. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada infografis di samping.
Memang sebenarnya Indonesia masih bisa menikmati pasokan minyak bumi yang ada dengan nilai sekitar 780 ribu bpd per tahun. tapi yang dikhawatirkan oleh pemerintah adalah Jika terus dibiarkan beberapa tahun kedepan, maka akan berakibat pada menurunnya pasokan minyak bumi tersebut karena sulit menemukan cadangan minyak. Berbagai upaya pemerintah terus dilakukan salah satunya dengan cara menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sehigga berdampak juga pada kenaikan harga sebagian bahan pokok termasuk yang paling mencolok adalah kenaikan harga pada bidang transportasi umum. Masyarakat yang tidak tahu apa-apa dalam kenaikan harga BBM ini ramai-ramai berdemo turun dijalanan, berkoar-koar seakan tahu masalahnya apa. Padahal keaikan harga BBM ini diakibatkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah menurunnya produksi minyak bumi dalam negeri karena cadangan minyak yang minim, menaikan harga karena mengikuti perkembangan harga minyak dunia serta mempertahankan nilai tukar Rupiah dan konsekuensinya akan berakibat fatal pada matang uang tersebut jika harga BBM tidak dinaikkan.
Memang sebenarnya Indonesia masih bisa menikmati pasokan minyak bumi yang ada dengan nilai sekitar 780 ribu bpd per tahun. tapi yang dikhawatirkan oleh pemerintah adalah Jika terus dibiarkan beberapa tahun kedepan, maka akan berakibat pada menurunnya pasokan minyak bumi tersebut karena sulit menemukan cadangan minyak. Berbagai upaya pemerintah terus dilakukan salah satunya dengan cara menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sehigga berdampak juga pada kenaikan harga sebagian bahan pokok termasuk yang paling mencolok adalah kenaikan harga pada bidang transportasi umum. Masyarakat yang tidak tahu apa-apa dalam kenaikan harga BBM ini ramai-ramai berdemo turun dijalanan, berkoar-koar seakan tahu masalahnya apa. Padahal keaikan harga BBM ini diakibatkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah menurunnya produksi minyak bumi dalam negeri karena cadangan minyak yang minim, menaikan harga karena mengikuti perkembangan harga minyak dunia serta mempertahankan nilai tukar Rupiah dan konsekuensinya akan berakibat fatal pada matang uang tersebut jika harga BBM tidak dinaikkan.
Terlebih lagi, Indonesia adalah salah satu negara yang boros dengan masalah alokasi dananya untuk subsidi minyak bumi di Asia. Selain itu, pada produksi minyak bumi dalam negeri lebih banyak dinikmati dalam bidang transportasi dengan memanfaatkan BBM bersubsidi. Parahnya kesempatan ini lebih banyak dinikmati oleh mobil pengguna pribadi yang menghabiskan sekitar 53% dari total BBM subsidi atau Rp. 210 Triliun. Sedangkan kendaraan motor atau jasa transportasi angkutan umum hanya kebagian 3% saja dari total keseluruhannya, jika dilihat dari segi ekonomi tentu motor dan angkutan umumlah yang lebih membutuhkan BBM bersubsidi. Disinilah terdapat ketidak adilan dalam pembagian dilapangan sebelum diketahui oleh Pemerintah. Menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia kedepannya berpotensi menjadi negara yang tidak lagi kaya akan minyak bumi. Pendapat yang beliau lontarkan bukan tanpa alasan, karena pada tahun 2013 Indonesia sudah memproduksi 800 ribu bpd yang ditahun berikutnya mengalami penurunan dengan menyentuh angka 789 ribu bpd. Dilihat dari cadangan yang tersisa, maka bukan tidak mungkin akan lenyap dalam kurun waktu 12 tahun kedepan. Maka itulah pentingnya menaikan harga BBM setidaknya untuk meminimalisir kekhawatiran yang akan terjadi. Alasan lainnya jika harga BBM terus murah, maka itu akan menghambat pertumbuhan energi alternatif yang mulai berkembang dengan semangat terbarukan. Salah satu energi alternatif yang mulai berkembang eksistensinya adalah pemanfaatan gas bumi yang memang disarankan oleh Pemerintah. Dan yang paling terdepan untuk terjun di bidang pemanfaatan gas bumi adalah Perusahan Gas Negara (PGN) yang langsung dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).